Menurut Versi majalah Swa, Lamongan menduduki peringkat ketiga sebagai kota probisnis di Indonesia, lihat saja, jika di bagi lagi menjadi beberapa kriteria, berapa kali kota Lamongan disebut sebagai kota yang memenuhi syarat dan sangat mengundang para investor masuk kesana, sehingga menyerap tenaga kerja lokal dan tentu mengurangi pengangguran.
Salah satu kelebihan riset ini, yang ditanya adalah pengguna (user) layanan pemda, bukan pemdanya sendiri sehingga hasilnya diharapkan lebih objektif. Hasil survei ini tampak dari angka indeks yang tersedia di setiap Tabel (Catatan: angka tersebut bukan persentase, melainkan indeks poin yang menjelaskan seberapa puas komunitas pelaku usaha di daerah itu terhadap pelayan pemdanya. Poin maksimal adalah 100).
Hasilnya?
Dilihat dari semua parameter, Jepara merupakan kota paling probisnis. Diikuti Tarakan (76,8), Lamongan (76,7), Yogya (74,8), Kebumen (72,6) dan Sragen (71,4). Kendati demikian, kalau ditelusuri lebih dalam, dalam pandangan pelaku bisnis dengan skala berbeda, kota yang paling probisnis berbeda pula. Bila yang dimintai pendapat adalah pelaku usaha mikro, Yogya paling probisnis, baru kemudian diikuti Lamongan, Banjarmasin dan Sragen. Lalu, kota paling memuaskan layanannya terhadap kalangan pelaku usaha kecil adalah Kebumen, diikuti Tarakan, Lamongan dan Jepara. Dan kota paling memuaskan dalam pandangan pelaku bisnis kelas menengah ialah Gorontalo, diikuti Lamongan, Jepara dan Tarakan. Terus, kota paling probisnis bagi kalangan pebisnis besar ialah Tarakan, diikuti Jepara, Depok dan Batam.
Anggap saja saya ngawur, kesimpulan cepat tanpa data dan bukti, berarti Gresik sangat tidak ramah investasi!, entah dimananya, birokrasi ruwet, investasi stagnan, atau jangan-jangan malah berkurang setelah memasuki krisis global ini.
Selamat buat Pemda Lamongan!.
0 komentar:
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Posting Komentar